Sejauh Mana Digitalisasi Pertambangan Bisa Atasi Tantangan di Site dan Kantor Pusat?

Sejauh Mana Digitalisasi Pertambangan Bisa Atasi Tantangan di Site dan Kantor Pusat?

Industri pertambangan kerap menghadapi serangkaian tantangan karena minimnya adopsi teknologi. Digitalisasi pertambangan menjadi kebutuhan agar industri ini dapat mengatasi berbagai tantangan.

Selain menjanjikan potensi besar, digitalisasi pertambangan juga dapat menjadi cara agar operasional menjadi lebih efektif dan efisien. Seperti diketahui, industri pertambangan lebih banyak beroperasi di wilayah terpencil dengan akses terbatas dan kerap dianggap sebagai biang kerok kerusakan alam karena menghasilkan jejak karbon.

Lalu, digitalisasi pertambangan seperti apa yang bisa diterapkan untuk memudahkan perusahaan dan karyawan di kantor dan di dalam site? Cek penjabaran lengkapnya berikut.

5 Tantangan yang Dihadapi Industri Pertambangan 

tantangan industri pertambangan 

Dalam operasionalnya, industri pertambangan tak luput dari berbagai tantangan, baik di dalam site maupun di kantor cabang dan pusat. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut serangkaian tantangan yang dihadapi oleh industri pertambangan:

1. Lokasi Site Jauh di Pelosok 

Lokasi menjadi tantangan pertama yang harus dihadapi oleh karyawan saat hendak menuju site. Imbasnya, perusahaan tentu harus menyediakan mode transportasi yang memadai untuk mobilitas karyawan keluar masuk site dengan waktu tempuh yang bisa mencapai belasan jam.

2. Aktivitas Tambang Ilegal 

Sudah menjadi rahasia publik jika banyak oknum yang nekat melakukan aktivitas pertambangan ilegal tanpa mengindahkan perizinan sehingga mengesampingkan kelestarian lingkungan. Penambangan ilegal biasanya tidak diselaraskan dengan pembangunan berkelanjutan sehingga membiarkan lubang bekas tambang terbuka yang dapat merusak lingkungan hingga membahayakan makhluk hidup.

3. Manajemen Risiko 

Penggalian tambang kerap menyisakan lubang dengan kedalaman yang sangat besar dan berisiko tinggi. Untuk itu, perusahaan pertambangan perlu melakukan tahap analisis, evaluasi, dan mempersiapkan solusi penanggulangan bencana jika terjadi ledakan, longsor, hingga kebakaran akibat kelalaian.

4. Akses Internet untuk Komunikasi dan Operasional Sulit 

Masalah akses internet tentu sudah menjadi tantangan klasik bagi banyak orang yang berkecimpung di industri pertambangan. Mengingat site yang berada di lokasi pedalaman tidak ter-cover jaringan internet.

Padahal, koneksi internet sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi, mengirim hingga menerima data, dan menunjang operasional perusahaan antar site dan kantor pusat. Selain itu, akses internet juga dapat membantu perusahaan mencegah berbagai risko aktivitas pertambangan, seperti menghitung ventilasi galian bawah tanah dan mitigasi jalur evakuasi.

5. Monitoring Suhu dan Emisi Gas Bawah Tanah 

Perusahaan tambang dituntut untuk mampu meminimalkan terputusnya koneksi sehingga dapat mencegah penurunan dan kehilangan pendapatan.

Solusi Pendukung Digitalisasi Pertambangan 

Untuk mengatasi serangkaian tantangan yang kerap dihadapi oleh industri pertambangan, tentu dibutuhkan solusi tepat yang andal. Teknologi berupa infrastruktur jaringan memiliki peran penting untuk mengatasi tantangan di area terpencil tempat lokasi site. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa solusi pendukung digitalisasi pertambangan.

Private LTE 

Penyebaran jaringan private LTE dapat mendukung operasional bisnis dan aktivitas pertambangan di daerah yang sulit dijangkau oleh sinyal seluler.

Managed SD-WAN 

Managed SD-WAN dan Managed IT menjadi salah satu daya tarik utama yang dapat diterapkan oleh sektor pertambangan, karena dalam proses operasional menyatukan banyak kontraktor dan sub-kontraktor. SD-WAN memungkinkan perangkat pertambangan dapat terhubung dengan aman ke jaringan inti sehingga kontraktor dapat saling mengirim laporan dengan aman dan memudahkan integrasi ke dalam sistem back-end. Di saat yang sama, perusahaan pertambangan juga dapat menghemat waktu dan meningkatkan keseluruhan efisiensi operasional.

Hybrid Cloud 

Gabungan antara public dan private cloud untuk memenuhi kebutuhan big data sekaligus security compliances. Hybrid cloud dapat memberikan keunggulan berupa kemudahan skalabiltas, kecepatan mengoptimasi jaringan, mengatasi redundansi, kemudahan kontrol infrastruktur, dan memberikan efisiensi biaya.

Baca Juga: Digitalisasi Perkebunan, Kunci Tingkatkan Produktivitas Hasil Panen 

Manfaat SD-WAN untuk Industri Pertambangan 

SD-WAN menawarkan solusi instan yang dapat terhubung ke media wireless seperti LTE/4G dan memiliki konfigurasi Zero Touch Provisioning. Teknologi SD-WAN dapat dilalui berbagai jenis link sehingga koneksi apapun yang digunakan di site dan kantor cabang, dapat menggunakan teknologi Link Bounding & Active-active WAN Link Utilization untuk memaksimalkan penggunaan bandwidth. Dengan begitu, seluruh kantor cabang tidak perlu lagi berlangganan MPLS (Multiprotocol Label Switching) dengan kebutuhan bandwidth tinggi.

SD-WAN Aruba EdgeConnect menjadi pilihan tepat di era cloud yang dapat menghubungkan site tambang, kantor pusat, dan beberapa kantor cabang hanya melalui single dashboard. Aruba EdgeConnect mentransmisikan lalu lintas melalui link optimal di antara MPLS, internet, 5G atau LTE, SD-WAN demi memastikan pengalaman cloud aman dan berkualitas tinggi. Dengan begitu, industri pertambangan dapat meningkatkan agility, fleksibilitas, dan efisiensi operasional lebih besar sekaligus pemeliharan semua jaringan di site, kantor pusat, dan kantor cabang.

Proses instalasi dan manajemen dilakukan dengan Zero Touch Provisioning berbasis cloud sehingga rerouting traffic dan business intent overlay dapat dilakukan secara terpusat. Zero Touch Provisioning merupakan solusi jitu untuk mengurangi penggunaan MPLS SD-WAN sehingga koneksi ke media wireless lebih mudah.

Akses Infrastructure as a Service (IaaS) seperti MS Office 365, Oracle Cloud, hingga aplikasi AWS dapat memiliki akses langsung dairi lokasi tanpa melalui jaringan backbone perusahaan di data center seiring dengan semakin banyak perangkat IoT yang digunakan oleh industri pertambangan. Dengan begitu, perusahaan pertambangan bisa menurunkan latensi dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Fitur NGFW, IDS/IPS, DPI, anti-spoofing, attack detection and protection, DDoS Aruba EdgeConnect memastikan keamanan untuk akses langsung ke layanan public cloud.

Tak sampai di situ, teknologi SD-WAN juga dapat dilalui oleh berbagai jenis WAN dari Private WAN seperti MPLS, Metro Ethernet, hingga public WAN seperti internet dedicated, internet broadband dan 4G. Dengan kata lain, apa pun koneksi yang ada di semua kantor cabang dan kantor pusat tetap bisa dimanfaatkan dengan teknologi Link Bonding and Active WAN Link Utilization yang dapat memaksimalkan penggunaan bandwidth. Semua kantor cabang dan pusat tidak perlu berlanggan MPLS karena dapat menyesuaikan kebutuhan bandwidth yang tinggi.

Berikut fitur unggulan Aruba EdgeConnect:

  • Business Intent Overlays
  • Path Conditioning
  • Tunnel Bonding
  • First-packet iQ Application Classification
  • Secure Internet Breakout
  • Best of Breed Secure Access Service Edge (SASE)
  • Next-generation firewall
  • Fine-grained Segmentation
  • Intrusion Detection and Prevention
  • DDoS Defense
  • Routing
  • High Availability
  • Zero-Touch Provisioning
  • Real-time Monitoring and Historical Reporting
  • Single Screen Administration with Bandwidth Cost Saving Reports.

Helios sebagai Digital IT Solution Provider untuk Industri Pertambangan di Indonesia  

Saatnya lakukan transformasi bisnis dengan menrapkan digitalisasi pertambangan menggunakan solusi SD-WAN. Helios Informatika Nusantara (HIN) sebagai digital IT solution provider dan authorized partner Aruba akan membantu industri pertambangan melakukan digitalisai bisnis secara efektif dan optimal.

Helios didukung tim IT yang andal dan bersertifikat akan memastikan industri pertambangan melalui proses digitalisasi bisnis dengan mulus agar terhindar dari trial and error. Untuk info lebih lanjut mengenai proses digitalisasi industri pertambangan, hubungi kami di link berikut.


Penulis: Ervina Anggraini

Content Writer CTI Group


Bagikan Post Ini