Menurut laporan Deloitte, kian menggilanya ransomware juga terjadi akibat semakin banyaknya perangkat medis yang terkoneksi internet. Tercatat, pada 2023 akan ada lebih dari 70 persen perangkat yang terhubung ekosistem Internet of Things (IoT), yang mana membuka celah keamanan untuk dieksploitasi hacker.
Lebih lanjut laporan juga mengungkap bahwa rumah sakit di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand juga rentan menjadi korban kejahatan siber seperti ransomware. Karenanya, seluruh institusi kesehatan diimbau untuk segera menerapkan strategi keamanan siber dalam melindungi keamanan data pasien dan informasi penting mereka agar tidak jatuh ke pihak yang salah.
Nah, artikel kali ini akan membahas betapa pentingnya keamanan data pasien bagi industri kesehatan dan apa saja rangkaian solusi yang dibutuhkan institusi kesehatan dalam memitigasi ransomware. Yuk, baca selengkapnya berikut ini.
Separah Apa Masalah Keamanan Data Pasien di Rumah Sakit?

Masalah keamanan data pasien di rumah sakit
Laporan PWC mengklaim bahwa industri kesehatan menjadi target utama penjahat siber dalam hal serangan ransomware. Pasalnya, industri ini menjadi lahan basah dengan segudang data penting dan rahasia pasien rumah sakit, yang bahayanya bisa dieksploitasi dan diperjualbelikan.
Salah satu kasus ransomware yang parah terjadi pada CommonSpirit Health, sebuah institusi kesehatan yang mengelola 1.000 klinik perawatan dan 140 rumah sakit di Amerika Serikat. Belum lama ini, sistem IT CommonSpirit Health disusupi ransomware, yang berdampak pada data di komputer rumah sakit tidak bisa diakses.
Tak sampai di situ, dampak ransomware juga mengganggu aktivitas rumah sakit karena perawat dan dokter perlu waktu ekstra dalam memeriksa maupun melayani pasien. Ironisnya, salah satu operasi pasien bahkan tertunda, dan pasien lainnya tidak dapat melakukan CT scan serta sudah mengalami pendarahan otak.
Kasus dari CommonSpirit Health di atas menjadi secuil “gambaran” betapa kacaunya operasional rumah sakit jika sudah terkena ransomware. Ini baru satu kasus saja, karena menurut laman The Guardian, jumlah rumah sakit yang terpapar ransomware meningkat lebih dari 94 persen pada tahun ini dibanding tahun lalu. Bayangkan ada ribuan rumah sakit serta organisasi lain di industri kesehatan mengalami insiden yang sama.
Apa Saja Tantangan Industri Kesehatan dalam Lindungi Keamanan Data Pasien?
tantangan industri kesehatan dalam lindungi keamanan data pasien
Jika ransomware sudah menyusupi infrastruktur IT rumah sakit, situasi akan makin karut marut dan menimbulkan konflik serta tantangan yang sulit untuk diatasi dengan baik. Berikut risiko tantangan yang berpotensi bisa dialami.
1. Seluruh Data Terancam
Data penting pasien, termasuk riwayat kesehatan akan semakin terancam. Seluruh informasi vital ini akan diambil dengan metode data mining, dan dapat diperjualbelikan ke pihak tak bertanggung jawab.
2. Aktivitas Pasien Terganggu
Jika diinterupsi oleh hacker, seluruh jadwal aktivitas pasien termasuk sampai jadwal operasi akan terganggu.
3. Keselamatan Pasien
Hacker akan meminta uang tebusan ke rumah sakit, dan hal ini akan mengancam keselamatan pasien karena rumah sakit akan kehilangan data dan riwayat kesehatan mereka jika tak dibayar. Belum lagi, data yang diambil tidak terjamin akan dikembalikan.
4. Merusak Reputasi
Reputasi rumah sakit otomatis terancam karena pandangan masyarakat melihat sistem IT yang rentan disusupi hacker dan berpengaruh pada privasi data pasien.
Apa Saja Solusi Cegah Serangan Siber untuk Keamanan Data Pasien?
Setelah memahami apa saja tantangan di atas, penting bagi rumah sakit untuk menerapkan strategi keamanan siber dengan empat framework security, yaitu Predict, Prevent, Detect, dan Response. Dalam hal ini, divisi Network Security dari Helios Informatika Nusantara akan menawarkan apa saja solusi IT yang mencakup empat framework ini.
1. Sangfor
Pada fase Detect dan Prevent, Anda bisa memanfaatkan solusi firewall dan endpoint security dari Sangfor sebagai “benteng pertahanan” pertama untuk melindungi data pasien dari serangan siber. Lalu pada fase Predict dan Response, Anda dapat memperkuatnya dengan solusi Network Detection Response (NDR).
2. Cloudflare
Anda bisa memproteksi akses keluar masuk data dengan solusi WAF (Web Application Firewall) dan Zero Trust dari Cloudflare, yang juga menyaring trafik keluar masuknya data ke web apps.
3. Darktrace
Anda juga bisa mengoptimalkan fase Predict dan Response dengan solusi NDR Darktrace yang memiliki kecerdasan buatan untuk memprediksi pola perilaku hacker dan merespons terhadap serangan sehingga dapat memperkecil waktu impact ke bisnis.
Baca Juga: Waspada, Industri Kesehatan Rentan Jadi Target Ransomware di Era Pandemi
Helios sebagai Digital IT Solutions Provider untuk Industri Kesehatan di Indonesia
Saatnya lindungi keamanan data pasien rumah sakit Anda dengan rangkaian solusi IT dari Helios. Dapatkan solusi Sangfor, Cloudflare, dan Darktrace dari Helios, selaku IT Value Added Distributor ketiganya di Indonesia.
Helios memiliki IT expert berpengalaman untuk membantu bisnis dari berbagai industri dalam mengimplementasikan solusi IT mereka. Helios juga akan membantu Anda menerapkan ketiga solusi ini, mulai dari tahap konsultasi, deployment dan juga after-sales. Tim IT profesional dan tersertifikasi Helios pun akan membantu Anda menghindari trial and error.
Cari tahu lebih lanjut mengenai Sangfor, Cloudflare, dan Darktrace dengan menghubungi kami melalui WhatsApp Helios atau kunjungi laman berikut.
Penulis: Jeko Iqbal Reza
Content Writer CTI Group











