Serangan ransomware telah menjadi ancaman nyata bagi industri keuangan. Serangan ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan merusak reputasi.
Berdasarkan data Checkpoint Research 2022, sektor keuangan menjadi target utama serangan siber dengan 1.131 kali kasus setiap pekannya. Kerugian dari serangan siber di sektor keuangan menurut International Monetary Fund (IMF) pada 2020 secara global diperkirakan sebesar USD$100 miliar atau lebih dari Rp 1.433 triliun.
Oleh karena itu, pencegahan serangan ransomware menjadi semakin penting dilakukan lembaga terkait. Seperti apa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan dan solusi tepat untuk menangkis serangan ransomware? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.
Fenomena Serangan Ransomware di Industri Keuangan
Meningkatnya kegiatan perekonomian dan keuangan digital tidak hanya berdampak positif bagi industri keuangan, tetapi juga membawa ancaman keamanan siber. Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serangan siber terbesar di 2020 terjadi di sektor keuangan. Adapun data Kominfo menyebutkan, selama 2021 tercatat 888.711.736 ancaman siber di Indonesia atau setara dengan 42 ancaman siber per detiknya.
Serangan siber yang paling banyak ditemukan seperti malware, DDoS, trojan, dan ransomware. Terdapat satu kasus serangan ransomware yang sempat menghebohkan di awal 2023 yang dialami salah satu bank. Insiden ini didalangi oleh hacker yang menyerang sistem bank dengan ransomware LockBit 3.0.
Diketahui, sekitar 1,5 TB data dari 9 database yang berisi 15 juta data nasabah dan karyawan diklaim berhasil dicuri. Data tersebut meliputi data pribadi, transaksi, dokumen finansial, hingga password semua layanan internal dan eksternal.
Ancaman serangan ransomware ini tentunya perlu dimitigasi guna meminimalisir risiko kejahatan dan kerugian yang lebih besar. Selain itu juga diperlukan analisis mendalam untuk mengetahui sumber utamanya demi meningkatkan asek cybersecurity.
Sumber: Gorila Guide
Salah satunya terlihat dari hasil presentase di atas. Diketahui di 2020, 91 persen ransomware menargetkan serangan pada Windows, diikuti MacOS, Android, dan iOS. Hal ini menunjukkan tidak ada OS atau hypervisor yang aman. Bahkan, di 2022, varian ransomware “Cheerscrypt” dan “Black Basta” menargetkan Virtual Machine untuk menyerang host Linux.
Tantangan Menangani Serangan Ransomware di Industri Keuangan
Ada beberapa alasan yang membuat industri perbankan jadi sasaran empuk serangan siber. Pertama, masalah yang dialami oleh industri perbankan bisa berdampak besar ke industri lain. Perusahaan atau lembaga yang menyimpan uang di bank tersebut akan mengalami gangguan operasional dan tidak bisa mengakses rekening mereka.
Kedua, hacker dengan motif untuk mendapatkan uang akan menyasar industri perbankan. Pasalnya, mereka bisa meminta tebusan dalam jumlah besar karena bank menyimpan banyak informasi sensitif nasabahnya.
Lantas, untuk mengatasi serangan ransomware, diperlukan solusi keamanan data dan mekanisme recovery dengan analisis situasi dan ancaman secara real-time. Hal ini karena ransomware memiliki kesamaan pola, sehingga deteksi secara real-time tidak hanya untuk deteksi, tetapi juga situasi mencurigakan yang secara tidak langsung mengindikasikan aktivitas ransomware.
Selain itu, data harus dilindungi secara terus menerus dan sepanjang waktu. Continuous Data Protection (CDP) sangat diperlukan untuk menjaga kemanan data dengan cara menyalin atau mereplika setiap perubahan pada data.
Maka demikian, sudah saatnya perusahaan mulai menggunakan solusi keamanan siber berbasis platform yang mampu menghentikan ancaman teridentifikasi ransomware pada seluruh vektor serangan. HPE Zerto bisa menjadi solusi untuk mengatasi hal itu. Solusi ini menghadirkan ketahanan terhadap ransomware, Disaster Recovery, dan mobilitas cloud yang hemat biaya untuk melindungi bisnis.
Solusi HPE Zerto, Senjata Hadapi Serangan Ransomware
HPE Zerto adalah solusi Disaster Recovery-as-a-Service (DRaaS) yang dikembangkan oleh Hewlett Packard Enterprise (HPE). Solusi ini dirancang untuk membantu perusahan menjaga kelangsungan bisnis dengan menyediakan recovery cepat dan efisien saat terdampak bencana atau kerusakan data.
HPE Zerto menggunakan teknologi replikasi data canggih untuk membuat salinan data dan aplikasi penting perusahaan. Dengan cara ini, jika terjadi kegagalan hardware, serangan siber, atau bencana alam, perusahaan dapat dengan cepat mengaktifkan salinan data dan aplikasi yang terisolasi untuk kembali melanjutkan operasi bisnis.
HPE Zerto merupakan salah satu solusi yang populer untuk manajemen Disaster Recovery dan replikasi data dengan dua fitur utama sebagai berikut.
Continuous Data Protection dan Journal Based Replication
Continuous Data Protection (CDP) adalah teknologi yang memungkinkan replikasi data secara real-time dan berkelanjutan untuk melindungi data dan aplikasi. Fitur ini mencegah kehilangan data yang signifikan saat proses recovery, karena semua perubahan data langsung direplikasi.
Sementara itu, Journal-Based Replication adalah fitur yang memanfaatkan jurnal (journal) untuk merekam semua perubahan pada data dan aplikasi. Dengan fitur ini, HPE Zerto dapat mereplikasi data dengan presisi tinggi dan memulihkan data ke titik waktu yang spesifik.
Real Time Ransomware Detection and Recovery
Dirancang untuk deteksi serangan ransomware secara real-time dan menyediakan mekanisme recovery cepat dan efektif. Fitur ini bekerja memantau aktivitas data secara terus-menerus dan menganalisis pola perilaku mencurigakan dengan memberikan notifikasi serta tindakan pecegahan untuk melindungi data.
Selain itu, fitur ini juga menyediakan mekanisme recovery yang cepat dan terkendali pasca serangan ransomware. Dengan melakukan replikasi data, HPE Zerto dapat memulihkan data yang terinfeksi atau rusak ke keadaan sebelumnya.
Dengan kedua fitur tersebut, pengguna HPE Zerto dapat memiliki perlindungan tambahan terhadap serangan ransomware. Pengguna juga dapat memiliki visibilitas lengkap dan kontrol terhadap perubahan data, hingga fleksibilitas untuk memulihkan data ke titik waktu yang diinginkan dengan presisi tinggi.
Baca Juga: Continuous Data Protection, Solusi Ampuh Lindungi Data Finansial
Keuntungan HPE Zerto
Melalui dua fitur di atas, HPE Zerto memungkinkan Anda mendapatkan fleksibilitas untuk menjalankan infrastruktur IT Perusahaan dengan recovery data cepat, efisien, dan andal. Berikut enam keuntungan menggunakan HPE Zerto.
1. Kurangi Gangguan
Lindungi bisnis dari kerusakan dan gangguan dengan batasi data loss dan downtime secara cepat.
2. Perlindungan dari Ransomware
Deteksi ancaman dan recovery data dalam hitungan menit.
3. Modernisasi Infrastruktur
Hilangkan kompleksitas untuk tingkatkan infrastruktur bisnis dengan teknologi baru.
4. Hybrid dan Multi-cloud
Dorong transformasi digital dengan perlindungan lintas platform untuk IaaS, PaaS, dan SaaS.
5. Migrasi Disederhanakan
Kurangi penggunaan resource dan percepat konsolidasi data dengan migrasi cross-cloud tanpa ribet.
6. Tingkatkan Operasional
Otomatisasi, orchestration, dan kemudahaan penggunaan untuk permudah operasional IT.
Implementasikan Solusi HPE Zerto Bersama Helios
Saatnya gunakan solusi HPE Zerto untuk mendeteksi, merespons, dan mengurangi insiden serangan ransomware di lembaga keuangan secara efektif. Helios Informatika Nusantara (HIN) sebagai partner resmi HPE Zerto akan membantu Anda mengimplementasikan HPE Zerto untuk memastikan bisnis Anda terhindari dari trial and error saat sebelum, hingga sesudah proses deployment. Jika Anda tertarik menggunakan solusi HPE Zerto, klik di sini.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri
Content Writer CTI Group