Laju digitalisasi perbankan semakin cepat. Hal ini tidak terlepas sejak dimulainya pandemi, di mana transaksi digital meningkat seiring preferensi masyarakat dalam berbelanja online dengan sistem cashless akibat pembatasan mobilitas. Mengutip data Bank Indonesia pada Maret 2021, terjadi peningkatan volume transaksi digital banking hingga 20,8% YOY (year on year). Selain itu, transaksi digital banking juga mengalami kenaikan 19% menjadi Rp 32.206 triliun pada tahun 2021.
Digitalisasi perbankan dilakukan melalui layanan-layanan yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi Peer-to-Peer (P2P), Consumer-to-Business (C2B), dan Business-to-Consumer (B2C) secara bersamaan dan lebih mudah. Namun di balik kemudahannya, terdapat sejumlah tantangan bagi industri perbankan untuk men-digitalisasi layanan. Apa saja tantangan dan dampak transformasi digitalisasi di industri perbankan? Lengkapnya, simak artikel berikut.
4 Tantangan Digitalisasi Perbankan
Tantangan Digitalisasi Perbankan
Pandemi telah mengubah perilaku dan orientasi masyarakat, dari sebelumnya physical economy menjadi virtual economy. Kondisi ini menimbulkan percepatan dan momentum perubahan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk perilaku dalam bertransaksi keuangan.
Industri perbankan dipaksa untuk melakukan akselerasi transformasi digital dan melakukan inovasi yang luar biasa dan bekerja secara efektif, efisien, dan produktif agar dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan nasabah.
OJK mengingatkan kalangan perbankan nasional bahwa ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dengan cermat dan hati-hati agar potensi digitalisasi perbankan dapat dimanfaatkan secara lebih maksimal. OJK mencatat setidaknya ada empat tantangan utama bagi industri perbankan nasional untuk dapat mengembangkan business model dalam digitalisasi layanan perbankan. Berikut, di antaranya.
1. API Attack
API Attack diprediksi akan menjadi serangan yang paling sering terjadi di tahun 2022, API Attack adalah serangan berupa penyalahgunaan, pelanggaran akses API, dan serangan bot yang salah satunya dapat mengancam keselamatan data nasabah pada aplikasi internet banking.
API Attack menjadi serangan yang akan meningkat, karena bank saat ini banyak menggunakan open banking pada aplikasi. Open banking memungkinkan bank memberikan akses informasi dan transaksi kepada nasabah. Jika tidak diperhatikan dengan baik, data penting nasabah dapat menjadi sasaran pencurian oleh hacker.
2. Infrastruktur IT
Infrastruktur IT yang tangkas akan memudahkan adaptasi perbankan terhadap kanal-kanal baru digital seperti mobile apps, internet banking, pembayaran e-commerce, dan lainnya.
3. Konektivitas Jaringan
Bank perlu meningkatkan konektivitas yang stabil guna memberikan pengalaman bertransaksi yang baik kepada seluruh nasabah. Konektivitas yang buruk akan berpengaruh kepada kepuasan nasabah dan reputasi bisnis.
4. Integrasi Sistem Pembayaran
Perbankan harus bisa mempercepat integrasi ekosistem industri sistem pembayaran secara end-to-end dari perbankan digital, fintech, e-commerce, dan konsumen.
Dari segi regulasi, menyikapi permasalahan integrasi sistem pembayaran, Bank Indonesia meluncurkan transformasi digital pada infrastruktur sistem pembayaran agar dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan industri sistem pembayaran.
Implementasi BI-Fast oleh bank kepada nasabahnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana bank dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi nasabahnya masing-masing.
Baca Juga:
Respons Transformasi Digital, Cek Solusi Terbaik Industri Distribusi
Tren BI-Fast Mulai Diadopsi Perbankan di Indonesia
Bi-Fast Digitalisasi Perbankan
BI-Fast merupakan infrastruktur sistem pembayaran disediakan Bank Indonesia yang dapat diakses melalui aplikasi untuk memfasilitasi transaksi pembayaran ritel bagi masyarakat dan mengintegrasikan ekosistem industri sistem pembayaran secara end-to-end.
Melalui sistem pembayaran tersebut, bank sentral menawarkan berbagai keunggulan bagi bank, peserta ataupun nasabah. Mulai dari waktu penyelesaian transaksi lebih cepat, keamanan lebih tinggi, hingga tarif transaksi yang lebih murah. Sistem BI-Fast menawarkan tarif transfer antar bank sebesar Rp 2.500 per transaksi, lebih murah dibanding Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI) sebesar Rp 6.500 per transaksi.
Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan tersebut, bank sentral berharap, implementasi BI-Fast dapat mempercepat digitalisasi industri perbankan. Harapan tersebut juga diamini oleh perbankan nasional.
Kehadiran BI-Fast diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan transaksi digital perbankan. Implementasi BI-Fast ditargetkan dapat mendongkrak volume transfer lintas bank. Hal ini merupakan dampak positif dari menurunnya tarif transfer antar bank.
Hal ini tentu saja menjadi angin segar bagi digitalisasi industri perbankan. Akan tetapi, penerapan BI- Fast dihadapkan dengan tantangan ketersediaan infrastuktur server yang kuat untuk mendukung sistem pembayaran secara real-time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat. Lantas, apa solusi dari berbagai tantangan digitalisasi perbankan?
Rangkaian Solusi Helios Menjawab Tantangan Digitalisasi Perbankan Indonesia
Solusi dari Helios akan membantu digitalisasi perbankan yang efisien dan memberikan nilai tambah sehingga perbankan dapat meningkatkan layanan kepada nasabah secara efektif.
Percepatan digitalisasi perbankan ini juga untuk meningkatkan efisiensi layanan perbankan dan menghemat biaya operasional. Selain itu, untuk dapat menjangkau nasabah lebih banyak dan meningkatkan daya saing antar industri perbankan maupun lintas industri di tengah kompetisi yang tak terbatas.
Berikut rangkaian solusi infrastruktur digital dari Helios untuk mengoptimalisasi layanan digital untuk digitalisasi industri perbankan.
Server HPE
HPE memiliki teknologi server yang dapat menunjang BI-Fast dengan performa tinggi, meningkatkan pengalaman pengguna dengan mengurangi downtime, layanan terpusat yang dapat diakses dari mana saja secara real time dan mendukung regulasi Bank Indonesia.
Aruba SD-Branch
Lambatnya konektivitas membuat aktivitas perbankan serba terbatas, hingga berimbas pada ketidakpuasan nasabah.
Bank perlu meningkatkan konektivitas stabil guna memberikan pengalaman bertransaksi yang baik kepada seluruh nasabah. Konektivitas yang buruk akan sangat berpengaruh kepada kepuasan nasabah dan reputasi bisnis.
Aruba SD-Branch adalah solusi bagi bisnis perbankan untuk mendapatkan konektivitas jaringan yang stabil di kantor pusat hingga kantor cabang.
Dengan dukungan Aruba SD-Branch, bank dapat meningkatkan pengalaman transaksi digital dengan lebih mudah dan efektif.
Cloudflare API Shield
Cloudflare API Shield adalah solusi untuk mencegah terjadinya API Attack dengan memastikan API tetap terjaga dan produktif berkat pertahanan berlapis. Adapu beberapan benefit mengunakan sistem keamanan API Anda menggunakan Cloudflare API Shield, Sebagai berikut:
- API Discovery, menemukan dan memantau endpoint API Anda.
- Layer 7 Security, mencegah serangan yang merusak seperti DDoS dan percobaan paksa.
- Mutual TLS, menyediakan autentikasi untuk mobile dan API IoT.
- Positive API Security, memproteksi API dengan menerapkan skema OpenAPI secara otomatis.
- API Abuse Protection, menghentikan penyerangan API dengan advanced anomaly detection.
- Sensitive Data Protection, menghindari kebocoran data dengan secara terus menerus memindai data penting.
Baca Juga:
Pentingnya Customer Engagement Solution Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bisnis Anda
Helios sebagai IT Solutions Provider untuk Industri Perbankan di Indonesia
Saatnya mulai digitalisasi industri perbankan dengan solusi server HPE dan Aruba SD-Branch dari Helios untuk meningkatkat performa terbaik untuk server BI-Fast agar konektivitas jaringan stabil.
Dapatkan kedua solusi tersebut di Helios Informatika Nusantara (HIN). Helios sebagai authorized partner Hewlett Packard Enterprise (HPE) dan Aruba SD-Branch di Indonesia akan membantu perusahaan mulai dari tahap konsultasi, deployment, hingga dukungan after sales.
Tim IT profesional dan tersertifikasi Helios juga akan membantu Anda menghindari trial and error. Cari tahu lebih lanjut mengenai penerapan teknologi di industri perbankan dengan menghubungi kami melalui [email protected].
Penulis: Ary Adianto
Content Writer CTI Group