
Distributed Database Jadi Kunci Perkembangan Digital Banking di Indonesia
Kehadiran internet dalam mengoptimalkan layanan digital bisa dibilang menjadi salah satu bagian rutinitas manusia di era modern, di mana layanan tersebut dapat selalu digunakan kapan pun dan di mana pun. Rutinitas ini dilatarbelakangi dengan perkembangan sektor retail di Indonesia yang semakin menonjol ke arah digitalisasi, yang mengakibatkan industri perbankan juga ikut beradaptasi dengan menyediakan layanan online seperti mobile banking dan internet banking.
Digital banking merupakan sistem pembayaran digital yang tidak memerlukan uang tunai atau kartu ATM, cukup dengan menggunakan smartphone yang terhubung dengan jaringan internet dan aplikasi mobile banking, Anda sudah bisa melakukan segala macam transaksi seperti pembayaran dan penarikan uang tunai.
Namun demikian, layanan digital banking memiliki banyak risiko, dikarenakan data pribadi yang dimiliki nasabah akan disimpan ke dalam database pusat dan rapuh terhadap serangan siber. Kebocoran data industri perbankan bisa menjadi masalah yang fatal, karena industri perbankan akan menampung data-data yang bersifat pribadi dan terhubung dengan harta kepemilikan.
Inilah mengapa industri perbankan memerlukan perlindungan ancaman siber yang optimal dalam memberikan layanan kepada nasabahnya. Untuk mengetahui apa saja yang industri perbankan bisa adopsi dalam perlindungan ini, Anda bisa simak lebih lanjut di artikel berikut ini.
Sejauh Mana Perkembangan Digital Banking di Indonesia?

Sejauh Mana Perkembangan Digital Banking di Indonesia
Dengan masuknya era revolusi industri 4.0, industri perbankan telah menjadi salah satu sektor yang paling berkembang pesat di Indonesia. Semenjak masa pemulihan pandemi, gaya hidup dan tingkat konsumsi masyarakat telah meningkat drastis dengan perkembangan e-commerce yang mengandalkan pembayaran secara digital.
Pemanfaatan teknologi di bidang layanan keuangan membuat nilai transaksi di Indonesia melonjak dari tahun-tahun sebelumnya. Dikutip dari laporan keuangan Bank Indonesia 2021, di Indonesia sendiri, perkembangan transaksi digital tumbuh melesat, yakni sebesar 1,556 persen, dengan total transaksi uang elektronik mencapai Rp786,35 triliun pada tahun 2021.
Risiko Keamanan Privasi Data di Era Digital Banking
Selain dengan banyaknya peluang dan memudahkan gaya hidup masyarakat dengan layanan digital banking, transformasi digital dapat memunculkan tantangan yang perlu diwaspadai seperti risiko kebocoran data dan serangan siber. Kedua hal ini dipicu SDM dengan literasi keuangan digital di Indonesia yang masih rendah, infrastruktur teknologi yang masih belum merata, dan dukungan kerangka regulasi yang belum matang.
Studi terbaru Check Point Software Technologies juga menyebutkan, serangan siber pada industri perbankan merupakan sektor kedua terbanyak yang menerima ancaman serangan siber. Rata-rata Lembaga keuangan di Indonesia diserang sebanyak 2.730 kali per minggu, di mana angka ini lebih banyak 252 persen dibandingkan dengan rata-rata global.
Keunggulan Teknologi Distributed Database Dibandingkan dengan Traditional Database
Masih rentannya industri perbankan terhadap serangan siber disebabkan oleh salah satu faktor, di mana sistemnya masih mengandalkan satu kontrol akses untuk menyimpan seluruh data penting mereka. Sistem ini merupakan sistem manajemen traditional database yang berfokus dengan penyimpanan data di satu data center dengan menggunakan jaringan yang sama.
Namun, banyak yang masih harus dipertimbangkan oleh industri perbankan, karena faktanya melakukan perubahan sistem manajemen tidaklah mudah dengan kuantitas data yang masif, penyesuaian struktur organisasi, SDM, dan sebagainya. Maka dari itu, dibutuhkan solusi teknologi yang tepat dalam mengatasi rintangan tersebut, seperti distributed database.
Seperti diketahui, distributed database merupakan salah satu solusi untuk minimalisir risiko ancaman serangan siber atau kebocoran data. Penggunaan distributed database terdiri dari dua atau lebih database, di mana file bisa disimpan dalam jaringan yang sama ataupun di jaringan yang berbeda. Biasanya, sistem ini dilakukan dengan beberapa bagian data yang disimpan secara fisik di berbagai lokasi dan didistribusikan di antara beberapa node database.
Selain itu, solusi distributed database juga memiliki keunggulan dengan mengandalkan fitur-fitur seperti berikut:
- Bebas dari penggunaan hardware.
- Sistem operasi yang independen.
- Manajemen transaksi yang terdistribusi.
- Tidak terikat lokasi.
- Distributed query.
Solusi Distributed Database TDSQL dari Tencent Cloud
Tencent menghadirkan solusi TDSQL sebagai solusi distributed database yang komprehensif dengan keunggulan kinerja tinggi, terintegrasi, dan konsistensi yang kuat. Penerapan solusi ini juga telah dilakukan secara global dengan standarisasi keamanan tingkat perusahaan International, seperti DBA cerdas, operasi otomatis, monitoring dan alarm keamanan.
TDSQL juga telah mendapatkan banyak akreditasi dan pengakuan internasional dan nasional dengan menawarkan layanan distributed database di public ataupun private cloud yang telah digunakan lebih dari 500 pelanggan pemerintah serta organisasi di berbagai bidang, terutama sektor perbankan, asuransi, sekuritas, internet finance, IoT, dan layanan pemerintah.
Terlebih dari itu, distributed database TDSQL akan mendapatkan berbagai benefit. Berikut beberapa di antaranya:
- Sharding otomatis yang memudahkan distribusi data di berbagai database dan akses secara langsung.
- Kompabilitas dengan MySQL Syntax seperti struktur bahasa, karakter, tipe data, dan fungsi yang biasa digunakan oleh commands DDL, DML, dan DCL dalam mengatur akses database API.
- Scalability efektif tanpa downtime sehingga cocok untuk industri perbankan yang membutuhkan penyimpanan data yang akan terus berkembang dalam jumlah besar.
- Koneksi database dengan tampilan efisien untuk memudahkan monitoring dan analisis performa data, sehingga dapat mengidentifikasi masalah basis data dengan cepat.
Permasalahan yang Bisa Diselesaikan dengan Implementasi TDSQL

Permasalahan yang Bisa Diselesaikan dengan Implementasi TDSQL
Dengan berbagai keunggulan yang didapatkan, TDSQL bisa menjadi solusi untuk berbagai masalah seperti berikut.
Bottleneck Kinerja Data Dalam Database Mandiri
Sektor perbankan yang akan dihadapkan dengan jutaan pengguna bisnis berbasis internet, pasti memiliki database mandiri yang akan terhambat dalam kapasitas penyimpanan data, akses yang terbatas, dan disaster recovery karena keterbatasan hardware dan software seiring pertumbuhan bisnis.
Beban Kerja Berat untuk Pengembangan Database
Skema sharding TDSQL pengembangan bisnis hanya perlu memodifikasi kode akses awal tanpa harus terlalu peduli dengan sistem database sebelumnya selama penggantian iterasi, sehingga dapat mengurangi beban kerja pengembangan secara signifikan.
Permasalahan Solusi Open Source
Memilih solusi open source dapat mengatasi hambatan basis data dengan biaya yang relatif rendah. Namun,perlu diperhatikan masalah seperti perbaikan bug dalam sistem, SDM dalam iterasi teknologi metrik bisnis, dan fokus sektor bisnis.
Contoh Implementasi Distributed Database Pada Kasus Digital Banking
Bank Neo Commerce (BNC) didirikan pada tahun 1990, diprakarsai oleh Kementerian Pertahanan, Perum ASABRI, Pebapri dan developer di Indonesia. Secara konvensional, BNC telah melayani perbankan masyarakat Indonesia selama 30 tahun sebelum memasuki era digital banking, di mana pada tahun 2020 BNC berkomitmen untuk menjadi bank digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah di pasar milenial.
Namun, dengan data yang masif, tingkat frekuensi transaksi yang tinggi, dan arsitektur data yang tidak memadai, membuat transformasi digital ini menjadi tantangan yang besar. Dengan demikian, BNC mengadopsi sistem distributed database melalui TDSQL untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Hal ini menyebabkan pertumbuhan bisnis BNC pada tahun 2021 melonjak tinggi dengan sistem keamanan data privasi nasabah dengan lebih efektif dan terstruktur.
Helios Sebagai Digital IT Solution Provider untuk Digital Banking di Indonesia
Saatnya maksimalkan perkembangan digital banking dengan infrastruktur IT yang terintegrasi dan terpercaya dengan solusi distributed database TDSQL. Solusi IT ini dapat memaksimalkan keamanan data serta membantu pertumbuhan industri perbankan dalam transformasi digital.
Dapatkan solusi distributed database TDSQL di Helios Informatika Nusantara (HIN). Helios sebagai partner resmi di Indonesia memiliki ahli yang berpengalaman dan bersertifikat untuk membantu perusahaan Anda saat mengimplementasikan solusi tersebut untuk memastikan bisnis Anda terhindar dari trial and error saat sebelum hingga sesudah proses deployment. Cari tahu lebih lanjut mengenai distributed database TDSQL dengan menghubungi kami di sini.
Penulis: William Wong
Content Writer CTI Group