Di era digital, API (Application Programming Interface) bukan hanya alat penghubung antar sistem—ia adalah fondasi utama bagi kelancaran bisnis modern. Namun, API yang tidak aman bisa menjadi celah besar bagi peretas.
Security Intelligence mencatat bahwa rata-rata perusahaan memiliki 15.564 API, sementara perusahaan besar dengan lebih dari 10.000 karyawan mengelola hingga 25.592 API. Dengan jumlah sebanyak ini, mengawasi dan mengamankan setiap API bukanlah hal mudah. Celah sekecil apa pun bisa dimanfaatkan hacker untuk mencuri data, menyusup ke sistem, atau melumpuhkan layanan.
Lantas bagaimana cara melindungi API agar tetap aman? Simak solusinya di artikel ini.
Mengapa API Sangat Rentan untuk Diserang?
API dirancang untuk mempercepat komunikasi antar sistem, tetapi justru inilah yang membuatnya rentan terhadap serangan. Setiap API membuka jalur komunikasi yang, jika tidak diamankan dengan baik, bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk menyusup ke sistem. Risiko semakin tinggi karena banyak API yang tidak terpantau dengan baik, seperti shadow API yang tersembunyi dari tim keamanan atau zombie API yang sudah usang tetapi masih aktif.
Selain itu, eksploitasi celah pada API sering kali terjadi melalui credential stuffing, serangan injeksi, hingga penyalahgunaan token akses. Dengan semakin banyaknya API yang digunakan perusahaan, permukaan serangan pun semakin luas, membuat API menjadi salah satu target utama dalam dunia siber saat ini.
Industri yang Paling Rentan Terhadap Serangan API
Hampir semua industri kini bergantung pada API untuk menjalankan operasionalnya. Dari perbankan hingga layanan publik, berikut beberapa industri yang paling rentan terhadap serangan API dan ancaman yang mereka hadapi.
Perbankan
API memainkan peran penting dalam transaksi digital, layanan mobile banking, dan integrasi dengan fintech. Namun, tingginya volume transaksi membuat API di sektor ini sering menjadi target credential stuffing, pencurian data, dan serangan injeksi. Jika tidak diamankan dengan baik, peretas dapat mengeksploitasi celah ini untuk mencuri informasi nasabah atau melakukan transaksi ilegal.
E-Commerce & Retail
Di industri e-commerce, API digunakan untuk proses checkout, sistem pembayaran, hingga manajemen inventaris. Serangan umum yang menargetkan API di sektor ini meliputi bot scraping yang mencuri data harga, fake account creation, serta brute force attack untuk membobol akun pelanggan. Jika API tidak terlindungi, data transaksi dan informasi pelanggan bisa jatuh ke tangan yang salah.
Kesehatan
Layanan kesehatan semakin mengandalkan API untuk mengelola rekam medis elektronik (EHR), layanan telemedis, hingga asuransi kesehatan. Karena berisi data pasien yang sangat sensitif, API di sektor ini sering diserang melalui eksploitasi autentikasi yang lemah, kurangnya enkripsi, dan penyalahgunaan akses. Kebocoran data medis bukan hanya melanggar regulasi seperti HIPAA, tetapi juga dapat disalahgunakan untuk penipuan identitas.
SaaS & Aplikasi Cloud
Penyedia layanan berbasis cloud sangat bergantung pada API untuk menghubungkan platform mereka dengan aplikasi pihak ketiga. Namun, tanpa keamanan yang kuat, API di sektor ini rentan terhadap API abuse, data exposure, serta serangan DDoS yang bisa mengganggu layanan dan menyebabkan downtime. Kesalahan konfigurasi API juga bisa membuka akses tidak sah ke data pelanggan.
Telekomunikasi
Di sektor telekomunikasi, API mengelola berbagai layanan seperti verifikasi identitas, VoIP, hingga data pelanggan. Serangan yang sering terjadi termasuk SIM swapping, penyalahgunaan SMS OTP, dan eksploitasi API autentikasi. Jika tidak diamankan dengan baik, serangan ini bisa menyebabkan kehilangan akses akun pelanggan hingga pencurian data.
Pemerintahan & Sektor Publik
Pemerintah menggunakan API untuk berbagai layanan digital, termasuk data kependudukan, perpajakan, dan sistem kesehatan nasional. Sayangnya, jika API ini diserang, dampaknya bisa sangat luas, dari kebocoran data warga hingga gangguan layanan publik yang kritikal. Serangan pada sektor ini tidak hanya berisiko secara teknis, tetapi juga dapat menjadi ancaman keamanan nasional.
Cloudflare API Shield: Perlindungan API yang Komprehensif dan Terintegrasi
Cloudflare API Shield menawarkan perlindungan menyeluruh dengan menggabungkan mTLS, WAF, DDoS protection, dan bot Management dalam satu platform yang dapat diterapkan langsung di edge. Dengan lebih dari 310 data center global, API Anda tetap cepat dan aman tanpa mengorbankan performa. Zero Trust memastikan hanya klien terautentikasi yang dapat mengakses API, memberikan keamanan dengan latensi rendah.
Keunggulan Cloudflare API Shield terletak pada kemampuannya mengatasi tantangan di berbagai sektor. Di perbankan, mutual TLS dan rate limiting melindungi transaksi dari penipuan, sementara di e-commerce, bot management mengatasi scraping dan akun palsu. Di kesehatan, DLP dan validasi skema menjaga data pasien tetap aman. Dengan fitur-fitur ini, Cloudflare menyediakan perlindungan real-time yang disesuaikan untuk setiap industri.
Baca Juga: Mengenal Zero-day Attack dan 7 Cara Efektif Pencegahannya
Lindungi API dengan Cloudflare API Shield dari Helios
Sebagai bagian dari CTI Group, Helios Informatika Nusantara (HIN) memiliki pengalaman luas dalam menyediakan solusi IT terpercaya, termasuk dalam implementasi Cloudflare API Shield. Dengan dukungan dari tim pre-sales dan after-sales kami, bisnis Anda akan mendapatkan layanan mulai dari konsultasi teknis hingga implementasi dan pemeliharaan berkelanjutan, memastikan keamanan API tetap terjaga.
Tingkatkan keamanan API dan perlindungan data dengan Cloudflare API Shield dari Helios. Hubungi kami untuk solusi terbaik!