Digitalisasi pertanian di Indonesia kini tengah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Salah satu pemicu utama meningkatnya penggunaan teknologi dalam bidang pertanian tak lain adalah pandemi COVID-19 sejak awal 2020. Dengan diberlakukannya pembatasan sosial kala itu, industri pertanian dan agrikultur didorong untuk memanfaatkan teknologi yang bisa membantu mereka mengotomatisasi perangkat dalam menunjang kegiatan para petani.
Menurut laporan McKinsey, industri pertanian juga diklaim telah mengalami transformasi yang drastis selama 50 tahun terakhir. Kehadiran teknologi dinilai menjadi salah satu penyebab transformasi digital di sektor ini. Perubahan masif tersebut bahkan telah memperluas skala, kecepatan, serta produktivitas petani dan alat-alat mereka dalam mengelola panen yang lebih baik.
Kini, semakin banyak petani digital yang telah menggunakan berbagai macam jenis teknologi lewat dukungan aplikasi dan perangkat mobile sebagai salah satu instrumen pendukung operasional dan monitoring rantai pasokan.
Namun demikian, laporan tersebut melanjutkan, tanpa adanya infrastruktur yang mapan, petani tak akan mampu menciptakan pertanian digital yang diharapkan. Bayangkan saja, jika infrastruktur ini dapat dicanangkan dengan baik, industri pertanian di seluruh dunia dilaporkan bisa meraup nilai tambahan sebesar US$500 miliar dalam produk domestik bruto global pada 2030.
Dalam mengadopsi teknologi terbaik untuk pertanian masa depan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan pelaku industri ini. Beberapa di antaranya seperti kendala yang masih dihadapi, dan seperti apa solusi teknologi untuk menjawab permasalahan tersebut. Untuk lengkapnya, simak di artikel berikut ini.
Apa Saja Tantangan yang Dialami Industri Pertanian Saat Ini?
Tantangan Digitalisasi Pertanian (Source: Freepik)
Ada beberapa kendala yang dihadapi sektor pertanian dalam memanfaatkan teknologi. Kebanyakan dari masalah yang dialami berkutat pada isu mobilitas penggunaan perangkat di lapangan. Berikut di antaranya.
Baterai Perangkat
Daya baterai pada perangkat yang digunakan petani seringkali cepat habis karena digunakan terus menerus. Hal tersebut dapat mengganggu produktivitas petani dalam membuat pelaporan dan melakukan monitoring.
Daya Tahan Perangkat
Kebanyakan perangkat yang digunakan dirancang tidak mampu bertahan dalam kondisi aktivitas ekstrim seperti di luar ruangan. Akibatnya, perangkat ini rentan rusak dengan cuaca yang ekstrim, seperti hujan besar, serta tidak mampu menahan benturan dan partikel halus seperti debu.
Sarung Tangan Tak Mampu Gunakan Perangkat
Kebanyakan petani menggunakan sarung tangan berukuran besar dengan tingkat ketebalan yang tinggi. Hal ini bisa mengakibatkan kesulitan mengakses dan identifikasi perangkat yang mereka gunakan.
Update Aplikasi
Masih banyak petani yang memiliki kendala dalam meng-update aplikasi, apalagi hal ini semakin dirasakan ketika mereka harus meng-update aplikasi di ladang pertanian.
Hambatan Distribusi Manual
Banyak pertanian yang masih mengalami masalah dalam manajemen distribusi manual pada aplikasi dan informasi mereka.
Kepraktisan Perangkat
Banyak petani yang mengaku tak mampu mengontrol perangkat yang mereka gunakan ketika sedang berada di ladang pertanian.
Digitalisasi Pertanian yang Lebih Optimal Jadi Solusi Utama
Solusi Digitalisasi Pertanian (Source: Freepik)
Helios Informatika Nusantara menawarkan sederet solusi yang dapat membantu pelaku di sektor pertanian untuk bisa melakukan digitalisasi pertanian yang lebih optimal.
Beberapa yang ditawarkan adalah dengan menyediakan perangkat khusus dari salah satu principal Helios, yaitu Samsung, dan dengan menghadirkan solusi manajemen yang lebih terintegrasi dan aman. Berikut di antaranya.
Pilihan Perangkat Samsung untuk Petani Digital
Helios menghadirkan dua perangkat Samsung yang dirancang untuk digitalisasi pertanian secara efektif. Dua perangkat ini adalah Samsung Xcover 5 dan Samsung Tab Active 3.
Keduanya adalah perangkat dengan konsep rugged yang tahan banting terhadap berbagai jenis kondisi dan cuaca, dilengkapi dengan MIL STD 810, sertifikasi IP68 tahan debu dan air. Kedua perangkat ini juga memiliki sensitivitas tinggi yang dapat merespons sentuhan pengguna yang masih memakai sarung tangan.
Samsung Xcover 5 mengusung baterai dengan daya 3.000mAh, RAM 4GB dan memori internal 64GB. Sementara, Samsung Tab Active 3 disokong baterai 5.050mAh, RAM 4GB dan memori internal 64GB.
Tak cuma itu, seluruh perangkat Samsung ini juga kompatibel dengan charger POGO standar, yang membuatnya lebih aman untuk diisi daya menggunakan aksesoris charger milik third party.
Tingkatkan Produktivitas
Solusi Helios membantu penggunanya mendapatkan update terbaru, dan memungkinkan mereka untuk fokus terhadap kegiatan pertanian dan memimalisir kesalahan di lapangan karena semuanya nanti akan dikelola oleh admin IT.
Akses Remote
Solusi Helios juga menyediakan perbaikan secara remote ketika terjadi masalah bagi pengelola pertanian.
Distribusi Data dan Aplikasi
Kemudahan distribusi data dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan per divisi untuk instalasi massal perangkat, sesuai dengan mengetahui kuota internet yang digunakan setiap perangkat.
Baca Juga: Respons Transformasi Digital, Cek Solusi Terbaik Industri Distribusi
Dapatkan Rangkaian Solusi Digitalisasi Pertanian dari Helios
Kini giliran Anda mengatasi berbagai macam tantangan yang dihadapi industri pertanian dengan memanfaatkan solusi digitalisasi pertanian dari Helios. Sebagai IT solution provider di Indonesia, Helios menghadirkan solusi teknologi yang tepat untuk membantu seluruh pelaku industri pertanian dalam bertransformasi digital.
Dengan tim IT yang berpengalaman dan tersertifikasi, Helios akan membantu Anda mengatasi setiap proses, mulai dari tahap konsultansi, deployment, hingga dukungan after sales untuk memastikan Anda terhindar dari trial dan error. Saatnya atasi semua tantangan industri digital dengan rangkaian solusi dari Helios sekarang! Untuk informasi lebih detail, hubungi [email protected].
Penulis: Jeko Iqbal Reza
Content Writer CTI Group